Legenda Sangkuriang mungkin dipercaya oleh sebagian orang di wilayah Subang
dan Bandung menjadi ikhwal terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu. Namun
berdasarkan penelitian yang dilakukan Van Bemmelen (1934) dapat diketahui bahwa
Tangkuban Parahu terbentuk setelah meletusnya Gunung Sunda Purba. Gunung Sunda
ini meledak dengan hebat sekitar 50.000 tahun yang lalu. Begitu hebatnya
sehingga meninggalkan lubang menganga dengan diameter 5-10 km. Lubang menganga
bekas letusan tersebut di beri nama kaldera sunda. Di dalam kaldera sunda
inilah terbentuk gunung baru, yaitu Tangkuban Parahu. Proses terbentuknya
gunung ini sama halnya dengan anak gunung krakatau yang lahir tahun 1927.
Letusan Tangkuban Parahu Tahun 1910
Dalam sejarahnya Tangkuban Parahu sudah beberap akali meletus. Namun, dalam
kurun waktu hampir 200 tahun ini gunung Tangkuban Parahu tidak pernah meletus
hebat. Erupsi Tangkubanparahu dewasa ini tergolong fasa C (masih dalam tahap
pembentukan/pertumbuhan gunung), berupa erupsi esplosif yang kecil-kecil saja
dan kadang-kadang diselingi oleh erupsi freatik. Secara nyata ikhtisar
erupsinya dapat diuraikan sebagai berikut:
• Tahun 1829: Letusan berupa abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
• Tahun 1846: Terjadi peningkatan kegiatan.
• Tahun 1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak dari Kawah Ratu.
• Tahun 1910: Kolom asam membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, letusan berasal dari Kawah Ratu.
• Tahun 1926: Letusan freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.
• Tahun 1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terbentuk, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
• Tahun 1952: Letusan abu didahului oleh letusan hidrotermal freatik
• Tahun 1957: Letusan freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
• Tahun 1961: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1965: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1967: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1969: Letusan freatik didahului letusan lemah yang menghasilkan abu
• Tahun 1971: Letusan freatik
• Tahun 1983: Awan abu membumbung setinggi 150 m di atas Kawah Ratu.
• Tahun 1992: Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dan letusan freatik kecil
• Tahun 1994: Letusan freatik di kawah baru
• Tahun 1999: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2002: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2005: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2013: Beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas (Februari, Maret, Oktober). Sejarah baru terjadi dengan 11 kali letusan freatik dalam kurun waktu 4 hari (5-10 Oktober 2013)
• Tahun 1846: Terjadi peningkatan kegiatan.
• Tahun 1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak dari Kawah Ratu.
• Tahun 1910: Kolom asam membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, letusan berasal dari Kawah Ratu.
• Tahun 1926: Letusan freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.
• Tahun 1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terbentuk, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
• Tahun 1952: Letusan abu didahului oleh letusan hidrotermal freatik
• Tahun 1957: Letusan freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
• Tahun 1961: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1965: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1967: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1969: Letusan freatik didahului letusan lemah yang menghasilkan abu
• Tahun 1971: Letusan freatik
• Tahun 1983: Awan abu membumbung setinggi 150 m di atas Kawah Ratu.
• Tahun 1992: Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dan letusan freatik kecil
• Tahun 1994: Letusan freatik di kawah baru
• Tahun 1999: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2002: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2005: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2013: Beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas (Februari, Maret, Oktober). Sejarah baru terjadi dengan 11 kali letusan freatik dalam kurun waktu 4 hari (5-10 Oktober 2013)
Erupsi Tangkuban Parahu Tahun 1920
Sekarang tempat ini jadi tempat kajian keilmuan khusnya tentang vulkanologi dan wisata edukasi yang menginvirasi bagi pengunjung yang datang.
Tidak percaya coba anda luangkan waktu untuk datang ketangkuban perahu rasakan suasananya. Selamat mencoba!
@lintasgeografi
Sekarang tempat ini jadi tempat kajian keilmuan khusnya tentang vulkanologi dan wisata edukasi yang menginvirasi bagi pengunjung yang datang.
Tidak percaya coba anda luangkan waktu untuk datang ketangkuban perahu rasakan suasananya. Selamat mencoba!
@lintasgeografi
Foto : lintas geografi
Fotografer :Hotib Sunarya