Kamis, 31 Maret 2016

SEJARAH GUNUNG TANGKUBAN PERAHU BANDUNG JAWA BARAT INDONESIA

                                         Letusan Tangkuban Parahu Tahun 1910


Legenda Sangkuriang mungkin dipercaya oleh sebagian orang di wilayah Subang dan Bandung menjadi ikhwal terbentuknya Gunung Tangkuban Parahu. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan Van Bemmelen (1934) dapat diketahui bahwa Tangkuban Parahu terbentuk setelah meletusnya Gunung Sunda Purba. Gunung Sunda ini meledak dengan hebat sekitar 50.000 tahun yang lalu. Begitu hebatnya sehingga meninggalkan lubang menganga dengan diameter 5-10 km. Lubang menganga bekas letusan tersebut di beri nama kaldera sunda. Di dalam kaldera sunda inilah terbentuk gunung baru, yaitu Tangkuban Parahu. Proses terbentuknya gunung ini sama halnya dengan anak gunung krakatau yang lahir tahun 1927.
          Letusan Tangkuban Parahu Tahun 1910


Dalam sejarahnya Tangkuban Parahu sudah beberap akali meletus. Namun, dalam kurun waktu hampir 200 tahun ini gunung Tangkuban Parahu tidak pernah meletus hebat. Erupsi Tangkubanparahu dewasa ini tergolong fasa C (masih dalam tahap pembentukan/pertumbuhan gunung), berupa erupsi esplosif yang kecil-kecil saja dan kadang-kadang diselingi oleh erupsi freatik. Secara nyata ikhtisar erupsinya dapat diuraikan sebagai berikut:
• Tahun 1829: Letusan berupa abu dan batu dari Kawah Ratu dan Domas.
• Tahun 1846: Terjadi peningkatan kegiatan.
• Tahun 1896: Terbentuk fumarol baru di sebelah utara Kawah Badak dari Kawah Ratu.
• Tahun 1910: Kolom asam membumbung setinggi 2 Km di atas dinding kawah, letusan berasal dari Kawah Ratu.
• Tahun 1926: Letusan freatik di Kawah Ratu membentuk lubang Ecoma.
• Tahun 1935: Lapangan fumarol baru disebut Badak terbentuk, 150 m ke arah selatan baratdaya dari Kawah Ratu
• Tahun 1952: Letusan abu didahului oleh letusan hidrotermal freatik
• Tahun 1957: Letusan freatik di Kawah Ratu, terbentuk lubang kawah baru
• Tahun 1961: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1965: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1967: Terjadi letusan freatik Gunung api Tangkuban Perahu
• Tahun 1969: Letusan freatik didahului letusan lemah yang menghasilkan abu
• Tahun 1971: Letusan freatik
• Tahun 1983: Awan abu membumbung setinggi 150 m di atas Kawah Ratu.
• Tahun 1992: Peningkatan kegiatan kuat dengan gempa seismik dangkal dan letusan freatik kecil
• Tahun 1994: Letusan freatik di kawah baru
• Tahun 1999: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2002: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2005: Peningkatan aktivitas
• Tahun 2013: Beberapa kali terjadi peningkatan aktivitas (Februari, Maret, Oktober). Sejarah baru terjadi dengan 11 kali letusan freatik dalam kurun waktu 4 hari (5-10 Oktober 2013)
                                      Erupsi Tangkuban Parahu Tahun 1920
Sekarang tempat ini jadi tempat kajian keilmuan khusnya tentang vulkanologi dan wisata edukasi yang menginvirasi bagi pengunjung yang datang.
Tidak percaya coba anda luangkan waktu untuk datang ketangkuban perahu rasakan suasananya. Selamat mencoba! 
@lintasgeografi 


Foto : lintas geografi
Fotografer :Hotib Sunarya

Senin, 28 Maret 2016

SUKSES UNTUK KELAS X DAN XI IIS YANG LULUS UTS SEMESTER 2 TAHUN 2016

INFO REMEDIAL UTS KELAS X DAN XI IIS
1. REMEDIAL BENTUKNYA PAPER TEST
2. SIAPKAN ALAT TULIS BERUPA BALPOINT
3. KISI-KISI REMEDIAL UTS SAMA SEPERTI KISI-KISI UTS
 Kisi-kisi Bisa dilihat di halaman sebelumnya )

Semoga Sukse dan lulus !

foto : hotib sunarya

Observatorium Bosscha Part 2


 Observatorium Bosscha bagian
dalam :










Foto : lintasfotografi
Fotografer : Hotib Sunarya

Minggu, 27 Maret 2016

Observatorium Bosscha Bandung Indonesia







Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha adalah tempat yang sangat cocok untuk melihat bintang yang terletak di daerah Lembang Bandung Jawa Barat.Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, berada di atas ketinggian 1310 mdpl atau pada ketinggian 630 meter dari Plato Bandung. 

 Lokasi atau Alamat Observatorium Bosscha Alamat Observatorium Bosscha terletak kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, yaitu lebih tepatnya di jalan Teropong Bintang, Cikahuripan, Bandung atau sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung.

Tinggi bangunan ini mencapai 15 meter dengan berdiameter 11 meter, sedangkan untuk kubahnya yang dinamakan Zeis beratnya 56 ton dengan diameter 14,5 meter. Atap kubah ini dapat bergerak dengan daya listrik berkekuatan 1500 watt. Dengan kokohnya, bangunan Observatorium Bosscha ini diperkirakan dapat bertahan dari guncangan gempa berkekuatan hingga tujuh skala Richter. Di Observatorium Bosscha terdapat teleskop Zeiss yang sudah mulai dioperasikan sejak 1928 dan hingga sekarang masih berfungsi dengan baik. 

Memiliki panjang 11 meter, diameter 60 sentimeter dan berat 17 ton, awalnya teleskop ini digunakan untuk melakukan penelitian bintang ganda. Selain teleskop Zeissada juga teleskop lain yang terdapat di dalamnya, yaitu Unitron, Goto, Bamberg. Kesemua teleskop dapat digunakan untuk menyaksikan bulan hingga matahari.Sejarah Observatorium BosschaObservartorium Boscha (dulunya bernama Bosscha Sterrenwacht ) di bangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia-Belanda. Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.Pada rapat pertama NISV, diputuskan bahwa akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia-Belanda.Karel Albert Rudolf Bosscha yang merupakan mantan dosen Bung Karno ketika mengenyam pendidikan di Insitut Teknologi Bandung (ITB) bersedia memberikan bantuan pembelian teropong bintang.

 Untuk mengenang jasanya, diambillah nama Bosscha sebagai nama tempat terompong bintang ini. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.                                                                     Hotib SunaryaFoto : lintasgeografi

Minggu, 20 Maret 2016

APA ITU CBT

                                         Foto : Lintasgeografi



Competency Based Training atau yang biasa disingkat menjadi CBT mengalami banyak kemajuan dewasa ini. CBT merupakan suatu proses belajar mengajar yang tidak seperti cara belajar tradisional. Dalam CBT, komputer yang telah dibekali software lah yang mengajar peserta.


Kelebihan dari metode pembelajaran ini adalah peserta dapat belajar sesuai kecepatan pemahaman masing – masing. Ini berarti peserta yang cepat paham dapat terus belajar tanpa perlu menunggu yang lain, sementara peserta yang lebih lambat dapat terus belajar di modul itu hingga mengerti tanpa merasa malu atau cemas akan menghambat peserta lainnya.


Keunikan CBT yang digunakan di SMAN 77 Jakarta , saat ini sedang uji coba CBT dalam pelaksnaan UTS, tujuan mempermudah peserta didik mempermudah pengerjaan soal dan dengan waktu yang sudah ditentukan. akses yang digunakan dengan jaringan yang dikuatkan kegiatan ini terserenggaran dengan sukses pada pelaksanaan CBT sesi pagi. pada sesi pagi peserta didik yang sudah menyelesaikan soal dengan waktu yang ditentukan dari masing-masing matapelajaran bisa mengetahui nilai meraka masing-masing saat itu juga. 


                                                                                          Hotib Sunarya

Kamis, 17 Maret 2016

BEST VIDEO KEARIFAN DALM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM KELAS : XI IIS.1

Judul Film : EKOLABEL



Selamat dan Sekses Kepada Pemenang :

 Kelas : XI IIS.1

1. Sarah
     2. Kathleen
    3. Kornelia
    4. Claresta


Rabu, 16 Maret 2016

KISI-KISI SOAL UTS KELAS : XI IIS

BAB 5 : BUDAYA NASIONAL DAN INTERAKSI GLOBAL
1. Kearifan lokal dalam budaya nasinal Indonesia
2. Pengaruh interaksi global terhadap budaya nasinal
3. Budaya tradisional sebagai potensi wisata dan ekonomi kreatif

BAB 6 : KEARIFAN DALAM DALAM PEMANFAATAN  SDA

1.  Kegiatan pertanian yang berkelanjutan
2. Kegiatan pertambangan yang berkelanjutan
3. Kegiatan industri dan jasa yang berkelanjutan
4. Kegiatan pariwisata yang berkelanjutan
5. Pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip ekoefisiensi
6. Amdal
*Belajar adalah proses mengulang 
maka pelajari kembali materi yang sudah diajarkan 
discaya keberhasilan dekat dengan anda*
                                               
                                       Hotib Sunarya

Selasa, 08 Maret 2016

KISI-KISI UTS KELAS X IIS


MATERI PEMBELAJARAN ATMOFER

1. Karakteristik Lapisan Atmosfer
2. Unsur Cuaca
3. Suhu Udara
4. Angin
5. Awan
6. Kelembapan Udara
7. Iklim


MATERI PEMBELAJARAN HIDROSFER

1. Siklus Hidrologi
2. Air Permukaan
3. Sungai
4. Arah Aliran Sungai
5. Pola Aliran Sungai
6. Ciri Fisik Sungai










                               Asiknya Belajar









                          

                                Asik Juga Belajar


============= Selamat Belajar ============


NB : Ada yang Belum dipahami bisa ditanyakan via WA

























Kamis, 03 Maret 2016

KENAPA TERJADI GERHANA MATAHARI TOTAL (Penomena Alam dan kajian Keilmuan)

Gerhana Matahari Total, Gerhana Bulan dan Fenomena Langit Lain di Bulan Maret
Dari Gerhana Matahari Total hingga Gerhana Bulan Penumbra, berikut adalah
fenomena langit di bulan Maret yang sayang jika dilewatkan.
Kronologi gerhana bulan pada 4 April 2015 lalu. (Muhammad Soleh, via Kompas)

Bulan Maret menjadi bulan yang paling ditunggu para pengamat langit. Tentunya karena kita di Indonesia akan dapat menyaksikan fenomena alam yang tidak setiap saat melintasi Indonesia. Apalagi kalau bukan Gerhana Matahari Total.

Planet
Di sepanjang bulan Maret ada beberapa planet yang bisa dinikmati dengan mata tanpa alat. Di Bulan Maret, planet Merkurius tidak akan tampak bagi para pengamat. Tapi kita masih bisa menikmati Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus.

Venus
Di Bulan Maret 2016, Venus berada cukup rendah di ufuk. Di awal maret, Venus terbit jam 04:18 WIB di rasi Capricornus. Di akhir Maret, Venus akan terbit pukul 04:48 WIB di rasi Capricornus dan tampak cemerlang di langit dengan kecerlangan dari -3,34 magnitudo di awal bulan dan -3,32 magnitudo di akhir bulan.

Mars
Planet merah ini akan terbit lewat tengah malam pada pukul 22:46 WIB di timbangan rasi Libra. Pada akhir bulan Maret, Mars akan terbit pukul 21:24 WIB di capit si rasi kalajengking Scorpius. Kecerlangannya juga bertambah dari 0,48 ke -0.31 magnitudo selama bulan Maret.

Jupiter
Di awal Maret, Jupiter akan terbit di timur pada pukul 18:36 WIB dan memiliki kecerlangan -2,02 magnitudo. Planet terbesar di Tata Surya tersebut akan tampak berada tak jauh dari kaki rasi Leo. Di penghujung bulan Maret, Jupiter akan terbit di kaki Leo, si Singa pada pukul 16:25 WIB dengan kecerlangan -1,98 magnitudo. Para pengamat juga akan dapat menikmati Bintik Merah Raksasa Jupiter.

Saturnus
DI bulan Maret, Saturnus akan tampak berada di selatan rasi Ophiuchus atau tepat berada di antara kaki si Pembawa Ular. Saturnus terbit tengah malam pukul 00:02 WIB dengan kecerlangan 0,68 magnitudo. Di akhir bulan Maret Saturnus akan terbit pada pukul 22:02 WIB dengan kecerlangan 0,55 magnitudo.

1 Maret — Bulan – Mars
Mars dan Bulan berpapasan dekat dan hanya terpisah 3,9 derajat ke arah selatan sehingga keduanya akan tampak berpasangan. Tapi Mars tetap sebuah titik di angkasa.

2 Maret — Bulan – Saturnus
Kali ini giliran Saturnus dan Bulan berpapasan dekat dan hanya terpisah 3,9 derajat ke arah selatan sehingga keduanya akan tampak berpasangan. Tapi Mars tetap sebuah titik di angkasa.

2 Maret – Bulan Kuartir Akhir
Bulan terbit tengah malam (00:09 WIB) dan tenggelam siang hari. Bulan tampak dari tengah malam sampai jelang fajar.

7 Maret — Bulan – Venus
Bulan sabit tipis akan tampak berpasangan dengan Venus dan hanya terpisah 3,5º S.  Bulan sabit akan terbit lebih dahulu pada pukul 04:00 WIB disusul Venus pada pukul 04:25 WIB.

8 Maret — Oposisi Jupiter
Malam sebelum Gerhana Matahari di tahun 2016, Jupiter akan mengalami oposisi, atau Bumi berada di antara Matahari dan Jupiter. Jupiter akan terbit di timur saat Matahari terbenam, dan terbenam di barat kala Matahari terbit keesokan paginya. Di tengah malam, Jupiter akan berada di zenit atau tepat di atas kepala kita dan planet terbesar di tata Surya ini akan tampak sangat terang di langit malam. Kedua paling terang setelah Venus yang akan terbit sejam sebelum Matahari terbit. Para pengamat bisa menikmati kehadiran Jupiter sepanjang malam beserta satelit-satelit Galilean pengiringnya.
Oposisi Jupiter terjadi setiap 13 bulan sekali dan oposisi berikut akan terjadi 7 April 2017. Oposisi Jupiter juga menandai jarak terdekatnya dengan Bumi yakni sekitar 664 juta km. Di bulan maret planet Jupiter akan tampak sepanjang malam.

9 Maret — Bulan Baru
Bulan terbit di pagi hari saat Matahari terbit dan terbenam bersama Matahari. Artinya, tidak ada Bulan di malam hari dan langit bebas dari cahaya Bulan. Saat terbaik untuk melakukan pengamatan.


9 Maret — Gerhana Matahari Total
Ketika Bulan Baru terjadi, konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan bisa membentuk kesejajaran hingga terjadilah Gerhana Matahari. Gerhana Matahari Total 9 Maret, menandai awal musim gerhana di tahun 2016.

Satu keistimewaan untuk Indonesia, lintasan totalitas GMT 9 Maret 2016 hanya akan melintasi Indonesia dan berakhir di Samudera Pasifik. Garis total GMT 9 Maret 2016 akan dimulai dari Pulau Pagai Utara dan Selatan di Sumatera Barat, kemudian mengarah ke Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,  Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Jalur Gerhana akan berakhir di kota Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara.

Masyarakat yang tidak berada di jalur total GMT akan bisa menikmati Gerhana Matahari Sebagian.  Terakhir kali Indonesia mengalami Gerhana Matahari Total adalah tahun 1995 saat lintasan total melintasi Sangihe. Sebelum itu, pada era 80-an, Indonesia mengalami 3 Gerhana Matahari Total yakni 1983 yang melintasi Jawa, 1984 yang melintasi Papua dan 1988 yang melintasi Sumatera dan Kalimantan.

16 Maret — Bulan Kuartir Pertama
Bulan akan tenggelam tengah malam. Para pengamat langit bisa menikmati langit bebas cahaya Bulan sampai jelang dini hari sambil menikmati kehadiran planet-planet.

20 Maret – Ekuinoks
Matahari berada di ekuinoks atau di atas garis khatulistiwa. Lamanya siang dan malam menjadi sama yakni 12 jam. Bagi masyarakat di belahan bumi utara, tanggal 20 Maret merupakan Vernal Ekuinoks atau titik balik musim semi yang menandai awal musim semi. Di belahan Bumi selatan, ekuinoks di bulan Maret merupakan ekuinoks musim gugur yang menandai awal musim gugur.

22 Maret — Papasan dekat Bulan & Jupiter
Bulan dan Jupiter hanya terpisah 2,3º di langit malam. Keduanya akan tampak berpasangan sejak terbit sampai terbenam di ufuk barat.

23 Maret — Bulan Purnama
Saatnya bermandikan cahaya Bulan sepanjang malam

23 Maret – Gerhana Bulan Penumbra
Dua minggu setelah GMT, kala Bulan Purnama, kita kembali bisa menikmati gerhana. Kali ini adalah gerhana bulan penumbra yang terjadi saat Bulan melintasi penumbra Bumi. Saat gerhana penumbra, Bulan akan tampak sedikit gelap. Seluruh Indonesia bisa menikmati Gerhana Bulan Penumbra. Untuk Indonesia Barat dan tengah, Bulan sudah dalam kondisi gerhana saat terbit.

24 Maret — Bulan – Jupiter
Setelah berpapasan dengan Merkurius, Venus dan Mars, kali ini Bulan akan berpapasan dekat dengan Jupiter. Jarak keduanya 1,9º.

28 Maret — Papasan dekat Bulan – Mars – Saturnus
Bulan akan tampak dekat dengan Mars dan Saturnus di langit malam dan hanya terpisah 4,6º dengan Mars dan 3,8º dengan Saturnus. Ketiganya akan tampak membentuk segitiga. Ketiganya dapat diamati setelah terbit secara berurutan dimulai dari Bulan yang terbit pukul 21:30 WIB disusul  Mars pukul 21:33 WIB dan Saturnus pukul 22:14 WIB.

Konstelasi
Rasi bintang yang bisa diamati di sepanjang bulan Maret di antaranya adalah: Orion, Taurus, Leo, Canis Mayor, Eridanus, Virgo, Cancer, Scorpius, Centaurus, Crux, Sagittarius, Ophiuchus,  Lyra, Hercules, Bootes.

Kesimpulan : 
Ternyata semua yang ada dibumi ini semua berjalan selaras alur alam yang berlaku di dalam alam ini .
kejadian gerhana ini membuktikan ada kekuasan diatas kekuasan manusia,  semoga menjadi penguat keimanan kita.

Refrensi :
Nasional Geografi Indonesia
(Avivah Yamani/langitselatan.com)